Evaluasi Media Pembelajaran
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Syukur Alhamdulillah
kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah kami sebagaimana mestinya. Shalawat dan salam
juga tak lupa pula kami kirimkan kepada baginda nabiullah Muhammad SAW,selaku
tokoh reformasi bagi kita sekalian yang mengajarkan kepada kebenaran
khususnya bagi umat muslim yang telah menunjukan kepada kita jalan
kebenaran dan kebaikan terutama yang masih tetap teguh pendirian
sampai hari ini.
Makalah ini dibuat guna
memenuhi kewajiban kami selaku mahasiswa,dalam rangka memenuhi tugas yang
telah diberikan oleh Dosen yang bersangkutan dan merupakan pra syarat dalam
memperoleh nilai pada mata kuliah “Evaluasi media Pembelajaran ”. Makalah ini disusun berdasarkan referensi
yang ada,serta merupakan gabungan dari teman-teman.
Dalam penyusunan materi
ini,kami sadar sepenuhnya atas segala kekurangan dan kesempurnaan sehingga di
butuhkan masukan dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhirnya,kami selaku
penyusun makalah ini mengucapkan terima kasih atas saran dan masukan
rekan-rekan serta Dosen yang bersangkutan ,dan untuk selanjutnya kami bersenang
hati menyambut segala kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya conscruktife
(membangun) dalam rangka penyempurnaan makalah ini.
Semoga Allah SWT selalu menyertai dan meridhoi kita bersama dalam
upaya ikut mencerdaskan kehidupan yang berbudi pekerti luhur. Amin Ya
Rabbal‘Alamin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Cilacap, 22 Desember 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Evaluasi merupakan
subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem
pendidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau
kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas
pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat mengetahui
titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan.Tanpa evaluasi, kita tidak bisa mengetahui seberapa jauh
keberhasilan siswa, dan tanpa evaluasi pula kita tidak akan ada perubahan
menjadi lebih baik, maka dari itu secara umum evaluasi adalah suatu proses
sistemik umtuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu program. Evaluasi media pembelajaran
adalah proses kegiatan untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar
mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau menafsirkannya menjadi nilai
berupa data kualitati atau kuantitati sesuai dengan standar tertentu. Hasilnya
diperlukan untuk membuat berbagai putusan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran.
Ditjen Dikdasmen
Depdiknas (2003 : 1) secara eksplisit mengemukakan bahwa antara
evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan
nilai sesuatu. Adapun perbedaannya terletak pada konteks
penggunaannya. Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks
yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh
orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang
bersangkutan, seperti guru menilai hasil belajar murid, atau supervisor
menilai guru. Baik guru maupun supervisor adalah orang-orang yang menjadi
bagian dari sistem pendidikan. Adapun evaluasi digunakan dalam konteks
yang lebih luas dan biasanya dilaksanakan secara eksternal, seperti
konsultan yang disewa untuk mengevaluasi suatu program, baik pada level
terbatas maupun pada level yang luas.
Fungsi Evaluasi media pembelajaran Sangat diperlukan dalam
pendidikan antara lain memberi informasi yang dipakai sebagai dasar untuk : 1.
Membuat kebijaksanaan dan keputusan. 2. Menilai hasil yang dicapai para
pelajar. 3. Menilai kurikulum. 4. Memberi kepercayaan kepada sekolah. 5.
Memonitor dana yang telah diberikan. 6. Memperbaiki materi dan program
pendidikan. Hasil evaluasi yang didapat sampai sekarang tentang dunia
pendidikan Nasional kita cukup memperihatinkan, tidak hanya dalam segi kualitas
tapi juga kegagalan dalam membentuk karakter building generasi muda bangsa.
Pendidikan menjadi tanggung jawab semua pihak, dimana tujuan pendidikan adalah
memanusiakan manusia. membentuk SDM yang berkualitas. Namun sayang kebijakan
pendidikan yang ada sampai sekarang masih jauh dari harapan.
Dalam setiap
pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran
yang ia lakukan. Hasil yang dimaksud adalah baik, tidak baik, bermanfaat, atau
tidak bermanfaat, dll. Pentingnya diketahui hasil ini karena ia dapat menjadi
salah satu patron bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran
yang dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Artinya, apabila
pembelajaran yang dilakukannya mencapai hasil yang baik, pendidik tentu dapat
dikatakan berhasil dalam proses pembelajaran dan demikian pula sebaliknya.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai
oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi yang
dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran.
Dalam makalah ini hanya
dibicarakan masalah konsep dasar evaluasi hasil belajar meskipun dalam
pembicaraan tentang evaluasi hasil belajar ini juga disinggung masalah konsep
dasar evaluasi pembelajaran. Hal ini tentu saja terjadi karena evaluasi belajar
dan evaluasi pembelajaran menurut penulis tak dapat dipisahkan.
Sebenarnya apakah yang
dimaksud dengan evaluasi? Banyak literatur yang memberikan pengertian tentang
evaluasi ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian
(KBBI, 1996:272). Nurgiyantoro (1988:5) menyebutkan bahwa evaluasi adalah
proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia lebih lanjut menjelaskan
bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama konsepnya dengan
pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika masalah
evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan
aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek
kuantitatif, sedangkan tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian.
Meskipun berbeda, ketiga konsep ini merupakan satu kesatuan dan saling
memerlukan. Hal senada juga disampaikan oleh Nurgiyantoro (1988) dan Sudijono
(2006).
Selanjutnya, ada juga
para ahli evaluasi pendidikan, seperti Sudijono, menyebutkan bahwa evaluasi
adalah (1) proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditentukan, (2) usaha untuk memperoleh informasi
berupa umpan balik (feed back) bagi penyempurnaan pendidikan (Sudijono,
2006:2). Hampir sama dengan Sudijono, Dimyati dan Mujiono menyebutkan bahwa
evaluasi adalah suatu proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran
yang dilaksanakan (2006:192). Selain istilah evaluasi, terdapat juga
istilah penilaian, pengukuran, dan tes. Sebenarnya, apakah ketiga istilah ini
mengandung pengertian yang sama? Jawabannya tentu saja tidak.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka yang menjadi rumusan dalam penulisan makalah ini
adalah sbb :
1. Mengetahui Bagaimana Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Penilaian dan Tes?
2. Mengetahui Bagaimana Kedudukan,Tujuan, Fungsi dan Prinsip Evaluasi?
3. Mengetahui Bagaimana Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi?
C.
Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah sbb : “ Untuk Mengetahui Bagaimana Pengertian
Evaluasi, Pengukuran, Penilaian dan Tes, Untuk Mengetahui Bagaimana
Kedudukan,Tujuan, Fungsi dan Prinsip Evaluasi Serta Untuk Mengetahui Bagaimana
Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi ”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Evaluasi,
Pengukuran, Penilaian dan Tes
1.
Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
Evaluation yang artinya penilaian. Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda,
menurut Wang dan Brown dalam buku yang berjudul Essentials of
Educational Evaluation , dikatakan bahwa “Evaluation refer to the act or
process to determining the value of something”, artinya “evaluasi adalah
suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”.
Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam
dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia
pendidikan.
Menurut Benyamin S. Bloom Evaluasi merupakan “Handbook
on formative and summative evaluation of student learning”, yang artinya
Evaluasi adalah pengumpulan bukti-bukti yang cukup untuk dijadikan dasar
penetapan ada tidaknya perubahan yang terjadi pada anak didik. Jadi, kita
sebagai guru harus yakin bahwa pendidikan dapat membawa perubahan pada diri
siswa.
Sedangkan Evaluasi menurut Cross adalah “Evaluation
is a process which determines the extent to which objectives have been
achieved”, yang artinya Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi,
di mana suatu tujuan telah dapat dicapai. Definisi ini menerangkan secara
langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat
dari mana suatu tujuan dicapai.
Dari ketiga pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa Evaluasi adalah proses menentukan nilai suatu objek tertentu berdasarkan
suatu criteria tertentu, di mana objeknya adalah hasil belajar siswa dan
kriterianya adalah ukuran ( sedang, rendah, tingginya ).
2. Pengukuran
Perlu dijelaskan di sini bahwa evaluasi tidak sama
artinya dengan pengukuran ( measurement ), Wand dan Brown
mengatakan bahwa “Measurement means the act or process of axestaining the
extent or quantity of something” yang artinya pengukuran adalah suatu
tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas daripada sesuatu.
Dari definisi antara evaluasi dengan pengukuran, maka
dapat diketahui dengan jelas perbedaan antara penilaian dan pengukuran.
Walaupun ada perbedaan antara pengukuran dan penilaian, namun kedua hal
tersebut tidak bisa dipisahkan karena antara pengukuran dan penilaian terdapat
hubungan yang sangat erat. Sebab untuk dapat mengadakan penilaian yang tepat
terhadap sesuatu terlebih dahulu harus didasarkan atas pengukuran-pengukuran.
Misalnya untuk menilai apakah seseorang dapat membaca dengan lancer atau tidak,
maka perlu kita mengukur berapa jumlah kata-kata yang dibacanya dalam satu
menit, berapa kesalahan-kesalahan yang dibuatnya, dan sebagainya.
Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk
mengukur sesuatu, misalnya suhu badan dengan ukuran berupa termometer hasilnya
360 celcius, 380 celcius, 390 dst. Dari contoh tersebut dapat dipahami bahwa
pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai sesuatu, sedangkan
menilai adalah mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri
atau berpegang pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau
bodoh. Apa yang membedakan dengan evaluasi. Yang membedakannya adalah bahwa
evaluasi mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif. Dengan demikian,
berdasarkan pengertian yang telah dikemukan di atas dapat disimpulkan bahwa
evaluasi secara umum adalah suatu proses untuk mendiagnosis kegiatan belajar
dan pembelajaran.
3. Penilaian
Penilaian adalah proses
sistematis meliputi pengumpulan informasi (angka atau deskripsi verbal),
analisis, dan interpretasi untuk mengambil keputusan. Sedangkan penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan
dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta
didik.Untuk itu, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Dalam hal ini, keputusan berhubungan dengan sudah
atau belum berhasilnya peserta didik dalam mencapai suatu kompetensi. Jadi,
penilaian merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi.
Penilaian merupakan suatu proses
yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti
yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik.
Penilaian dilaksanakan melalui
berbagai bentuk antara lain: penilaian unjuk kerja (performance),
penilaian sikap, penilaian tertulis (paper and pencil test), penilaian
proyek, penilaian melalui kumpulan hasil kerja/karya peserta didik (portfolio),
dan penilaian diri. Penilaian hasil belajar baik formal maupun informal
diadakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memungkinkan peserta didik
menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya. Hasil belajar seorang peserta
didik tidak dianjurkan untuk dibandingkan dengan peserta didik lainnya, tetapi
dengan hasil yang dimiliki peserta didik tersebut sebelumnya. Dengan
demikian peserta didik tidak merasa dihakimi oleh guru tetapi dibantu untuk
mencapai apa yang diharapkan.
Penilaian menurut Arikunto, merupakan proses pembuatan
keputusan terhadap sesuatu ukuran baik buruk yang besifat kualitatif. Seperti
telah dikemukakan sebelumnya, bahwa penilaian merupakan kelanjutan dari
kegiatan pengukuran untuk menafsirkan angka sebagai ukuran nilai. Kegiatan
pengukuran dilakukan apabila penilaian memerlukannya, dan pengukuran tidak
perlu dilakukan apabila penilaian tidak memerlukannya.Setelah kita memahami apa
yang dimaksudkan dengan penilian dan pengukuran dari uraian diatas barulah kita
bias memunculkan definisi evaluasi secara umum.Evaluasi adalah kegiatan
pengumpulan data untuk mengukur dan memberikan penilaan sehingga dari
pengukuran dan penilaian tersebut dapat mengetahui sejauh mana tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.
4. Test
Tes adalah alat atau cara yang sistematis untuk
mengukur suatu sampel perilaku. Sebagai suatu alat ukur, maka di dalam
tes terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau dijawab oleh peserta didik. Tes yang baik adalah tes yang memenuhi persyaratan
validitas (ketepatan/kesahihan) dan reliabilitas(ketetapan/keajegan).
EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN
Idealnya keefektivan proses intstruksional
diukur dari dua aspek, yaitu (1) bukti-bukti empiris mengenai hasil belajar
siswa yang di hasilkan oleh sisitem instruksional, dan (2) bukti-bukti yang
menunjukan berapa banyak konstribusi (sumbangan) media atau media program
terhadap keberhasilan dan keefektivan proses insteruksional.
Apabila media dirancang sebagai bagian
integral dari proses pembelajaran, ketika mengadakan evaluasi terhadap pembelajaran itu sudah termasuk pula
evaluasi terhadap media yang digunakan. Data empiris yang berkaitan dengan
media pembelajaran secara umum bersumber dari jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan berikut ini..
a.
Apakah
media pembelajaran yang digunakan efektif?
b.
Dapatkah
media pembelajaran itu diperbaiki dan ditingkatkan?
c.
Apakah
media pembelajaran itu efektif dari segi biaya dan hasil yang dicapai oleh
siswa?
d.
Kriteria
apa yang digunakan untuk memilih media pembelajaran itu?
e.
Apakah
isi pembelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu?
f.
Apakah
prinsip-prinsip utama penggunaan media yang dipilih telah diterapkan?
g.
Apakah
media yang dipilih dan digunakan benar-benar menghasilkan hasil belajar yang
direncanakan?
h.
Bagaimana
sikap siswa terhadap media pembelajaran yang digunakan?
Tujuan evaluasi media pembelajaran berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan diatas, yaitu:
a.
Menentukan
apakah media pembelajaran itu efektif.
b.
Menentukan
apakah media itu dapat diperbaiki atau ditingkatkan.
c.
Menetapkan
apakah media itu cost-effective dilihat dari hasil belajar siswa.
d.
Memilih
media pembelajaran yang sesuai untuk dipergunakan dalam proses belajar di dalam
kelas.
e.
Menentukan
apakah isi pembelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu.
f.
Menilai
kemampuan guru menggunakan media pembelajaran.
g.
Mengetahui
apakah media pembelajaran itu benar-benar memberi sumbangan terhadap hasil
belajarseperti yang dinyataka.
h.
Mengetahuii sikap siswa terhadap media pembelajaran.
Evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi
kelas dan kelompok interviu perorangan, obsevasi mengenai perilaku siswa, dan
evaluasi media yang yang telah tersedia. Kegagalan mencapai tujuan belajar yang
telah ditentukan tentu saja merupakan indikasi adanya ketidakberesan dalam
proses pembelajaran khususnya pebgguaan media pembelajaran. Dengan melakukan
diskusi bersama siswa, kita mungkin dapat memperoleh informasi bahwa siswa,
misalnya, lebih menyenangi belajar mandiri dari pada belajar dengan media
pilihan kita. Atau, siswa tidak menyukai penyajian materi pelajaran kita dengan
menggunakan media tranparasi, dan mereka merasa bahwa mwrwka akan dapat belajar
lebih banyak lagi jika pelajaran itu disajikan melallui vudeo atau film.
Evaluasi bukanlah akhir dari siklus pembelajaran, tetapi ia awal dari suatu
siklus pembelajaran berikutnya.
Walker & Hest
(1984:206) memberikan kriteria dalam mereviu perangkat lunak media pembelajaran
yang berdasarkan pada kualitas.
1.
Kualitas
isi dan tujuan
a.
Ketetapan;
b.
Kepentingan;
c.
Kelengkapan;
d.
Keseimbangan;
e.
Minat/perhatian;
f.
Keadilan;
g.
Kesesuaian
dengan situasi siswa;
2.
Kualitas
instruksional
a.
Memberikan
kesempatan belajar;
b.
Memberikan
bantuan untuk belajar;
c.
Kualitas
memotifasi;
d.
Fleksibilitas
instruksionalnya;
e.
Hubungan
dengan program pembelajaran lainnya;
f.
Kualitas
sosial interaksi instruksionanya;
g.
Kualitas
tes dan penilaiannya;
h.
Dapat
memberi dampak bagi siswa;
i.
Dapat
membawa dampak bagi gurudan pembelajarannya.
3.
Kualitas
teknis
a.
Keterbacaan;
b.
Mudah
digunakan;
c.
Kualitas
tampilan/tayangan;
d.
Kualitas
penanganan jawaban;
e.
Kualitas
pengelolaan programnya;
f.
Kualitas
pendokumentasiannya.
Untuk tujuan praktis, berikut
disajikan beberapa model daftar cek untuk mereviu dan mengevaluasi program dan
media pembelajaran dengan format yang sering digunakan oleh guru di kelas,
antara lain media gambar diam, media grafis, media visual yang diproyeksikan,
media film dan televisi, dan komputer.
Evaluas Gambar Dam
No.
|
Krtera
|
|
Ratng
|
|
|
|
Tngg
|
Sedang
|
Rendah
|
1.
|
Relevan dengan tujuan/ sasaran belajar
|
…….
|
…….
|
…….
|
2.
|
Kesederhanaan (raph, teratur, tdak
bercampur dengan bahan-bahan yang tdak relevan, objek yang tdak peru, atau
latar belakang yang mengganggu).
|
…….
|
…….
|
…….
|
3.
|
Tdak ketnggalan zaman ( mode yang kuno
dapat mengundang tawa dan menyebabkan sswa kehlangan maksud pesan gambar )
|
…….
|
……
|
……
|
4.
5.
6.
|
Skala ( ukuran rlatf suatu objek hzrus
tzmpzk dar gambar. Objek yang basa dapat memberkan perbandngan skala ukuran
benda/ objek yang asng)
Kualtas tekns ( kontrak yang bagus, tajam
terfokus dengan bdang focus dan detal yang bersh, warna alamah dan realstk )
Ukuran ( terlhat dengan memada, cocock
untuk kelompok besar, dan juga untuk kelompok kecl).
|
……
…….
…….
|
…….
…….
…….
|
……
…….
…….
|
Evaluas Bahan / Meda Grafs
Format :
_______ Gambar / lustras / sketsa _______ Grafk
_______ Chart
/ bagan
_______ Poster
_______ Kartun
Nomor
|
Krtera
|
Tngg
|
Ratng
Sedang
|
Rendah
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
____
|
Gagasan
sendr ( untuk membershkan kepaduan )
Kesederhanaan
( raph, teratur, tdak bercampurdengan bahan-bahan yang tdak relevan, objek
yang tdak perlu, atau latar belakang yang mengganggu).
Relevan
dengan tujuan kurkuler.
Warna (
menark perhatan )
Nformas
verbal ( memperkuat gagasan yang terkandung dalam grafk )
Pemahaman
sswa
Dapat
terbaca untuk pemakaan d dalam kelas.
|
…
…
…
…
…
…
…
|
…
…
…
…
…
…
…
|
…
…
…
…
…
…
…
|
||
|
|
|
|
|
||
Ttk kekuatan :
Ttk kelemahan :
Evaluas Bahan
Vsual yang Dproyekskan
Format :
________ Transparans
________ Slde ( gambar bngka )
________ Flmstrp
__________________________________________________________________________________
Nomor Krtera Ratng
Tngg Sedang Rndah
1.
Dapat membangktkan mnat dan perhatan
sswa ……. ……. …….
2.
Kualtas tekns.
……. ……. ..…..
3.
Memberkan Lathan dan partspas yang relevan. ……. ……. …….
4.
Relevan dengan tujuan kurkuler dan sasaran
belajar
5.
Terfokus dengan jelas pada tujuannya.
6.
Trbukt efektf ( yatu dengan uj coba d
lapangan.
7.
Memberkan petunjuk untuk tndak lanjut, dskus.
8.
Bebas dar bas ras, suku, gender, dan
lan-lan. ……. …….. …….
Ttk kekeuatan :
Ttk kelemahan :
Evaluas Bahan Vsual yang Dproyekskan
Format :
________ Prngan htam
________ Kaset tape
________ Rado program
______________________________________________________________________________
Nomor Krtera
Ratng
Tngg Sedang Rendah
1.
Ketepatan
… … …
2.
Kualtas suara
… … …
3.
Keterlbatan sswa … … …
4.
Tngkat mnat dan perhatan
… … …
5.
Tngkat kosakata
… … …
6.
Relevan dengan tujuan
kurkuler
… … …
7.
Memberkan petunjuk untuk tndak
lanjut, dskus. … … …
8.
Nla keseluruhaan
… … …
Ttk kekuatan :
Ttk kelemahan :
Kaset tape yang
dhaslkan aatau dproduks sendr haus mempertmbangkan pula beberapa aspek dsampng aspek-aspek
yang telah dkemukakan d depan. Aspek tersebut dantaranya. ( Jka dutanyakan
jawaba harus Ya ).
-
Suara
gangguan pada latar belakang harus dtekan semnmal mungkn;
-
Tngkat suara yang constant
-
Kualtas
dan kejelasan suara dan ucapan;
-
Kejelasan
ungkapan;
-
Nada
basa / percakapan;
-
Koordnas
dengan lembaran kerja atau penntun belajar;
-
S
jelas
-
Waktunya
tdak terlalau panjang dan tdak pula terlalau pndek;
-
Sswa
sudah mengenal benda yang terdapat dalam rekaman audo tu;
-
Membcarakan
konsep naskah dengan ahl dbdang tu;
-
Waktu
cukup untuk penyapan semua bahan-bahan.
Evaluas Bahan
Flm
_____________________________________________________________________________________
Nomor
Krtera Ratng
Tngg Sedang Rendah
1.
Dapat membangktkan mnat dan perhatan
sswa. … … …
2.
Kualtas tekns.
… … …
3.
Kesempatan untuk lathan dan
partspas yang relevan. … … …
Relevan dengan
kurkulum dan ( msalnya nyata ).
… … …
Ketepatan
nformas.
Cakupan s
pelajaran
… … …
Pengaturan
s pelajaran
… … …
Pemahaman sswa
… … …
Ttk kekeuatan :
Ttk kelemahan :
Evaluas Program Televson
Judul :
Waktu :
Sasaran
Penonton :
Nomor
Krtera
Ratng
Tngg Sedang Rendah
1.
Dapat membangktkan bakat dan perhatan
sswa.
2.
Kualtas tekns.
3.
Memberkan lathan dan partspas yang
bermakna.
4.
Relevan dengan tujuan kurkuler dan
sasaran belajar.
5.
Terfokus dengan jelas pada tujuannya.
6.
Terbukt efektf ( yatu dengan uj coba
d lapangan ).
7.
Memberkan petunjuk untuk tndak lanjut,
dskus.
8.
Peran guru dtunjukkan dengan jelas.Ttk
kekuatan :
Ttk kelemahan :
Evaluas Program
Pembelajaran dengan Bantuan Komputer
Mata pelajaran :
Sasaran pemaka :
Sstem computer :
_____________________________________________________________________________________
Nomor
Krtera
Ratng
Tngg Sedang Rendah
1.
Terfokus dengan jelas pada tujuan. … … …
2.
Nteraktf terus menerus.
… … …
3.
Bercabang untuk menyesuakan dengan tngkat
4.
kemampuan sswa.
5.
Relevan dengan tujuan kurkuler dan sasaran
belajar.
6.
Format penyajannya mmotvas.
7.
Terbukt efektf ( yatu dengan uj coba di lapangan).
8.
Sajan gambar / grafk yang sesua
9.
Petunjuknya sederhana dan lengkap.
10. Member penguatan postf.
11. Dapat dgunakan lag (
mengandung unsur acak /
12. Random untuk menyajkan
penayangan ulang yang
13.
Bervaras.
Ttk kekuatan :
Ttk kelemahan :
Evaluas lengkap terhadap program pembelajaran dengan bantuan
computer ( CA ) danggap perlu dsajkan
karena dduga pemakaan computer akan semakn lumrah d sekolah-ssekolah. Pernyataan-pernyataan
d bawah n mewakl krtera program CA yang bak. Apabla ada dantaranya yang tdak
terpenuh atau terjawab “ tdak “ kemungknan program tersebut memerlukan modfkas.
Ya Tdak
1.
Ketramplan, pengetahuan dan kemampuan khusus dperlkan
sswa untuk
2.
Bernteraks
dengan pelajaran sudah dtetapkan.
3.
Guru
mengetahu apa yang dharapkan dar sswa, yatu tujuan yang telah dtetapkan
4.
Dengan
jelas.
5.
Tes
dmasukkan pada awal pelajaran untuk tujuan dagnoss.
6.
Pelajaran
dstruktur sedemkan rupa sehngga sswa bsa bernteraks dengan semua
7.
atau
sebagan dar pelajaran sesua dengan kemampuannya.
8.
Pelajaran
menyajkan nformas baru dalam konteks yang secara langsung berkatan dengan apa
yang telah sswa ketahu.
9.
Pelajaran datur sedemkan rupa sehngga sswa
menguasa ketramplan dasar
10. Sebelum mencoba menunjukkan
ketramplan yang lebh tngg.
11. 7. Bermacam-macam
penjelasan telah dsajkan.
12. 8. Lathan, soal-soal, atau
pertanyaan dberkan kepada sswa untuk melath jens-
13. Jens, ketramplan, skap, atau pengetahuan yang dtetapkan dalam
tujuan.
14. Pelajaran dtuls sedemkan rupa sehngga memberkan petunjuk terhadap
konsep-
15. Konsep kunc ( dengan gars
bawah, tanda bntang, dan lan-lan ).
16. Kerangka, rngkasan, atau
revuw dberkan untuk membantu sswa mengorgansaskan gagasan kunc.
17. Bermacam-macam format
pertanyaan yang berbeda-beda ( plhan ganda, menjodohkan, benar-salah, melengkap
) dgunakan.
18. Pertanyaan memancng jawaban
yang relevan dengan s pelajaran yang dsajkan.
19. Pernyataan kembal
konsep-konsep pentng dberkan untuk memperkuat pembelajaran.
20. Ketka sswa menjawab dengan
salah, balkan dberkan untuk menyarankan
nformas apa yang cocok dan harus dcakup.
21. Kosakata yang sesua bag sswa
dgunakan.
22. Posttest dmasukkan untuk
menentukan prestas sswa untuk mengena tujuan yang telah dtetapkan.
23. Sswa mengetahu apa yang
harus dkerjakan; prosedur khusus
apapun dalam bernteraks dengan computer
sudah djelaskan.
24. Kesempatan untuk serng
bernteraks antara sswa dengan computer dsedakan.
25. Sswa dbertahukan tentang
statusnya ( skor, jumlah pelajaran yang telah dselesakan dll.
26. Ketramplan mengetk perlu
untuk membuat jawaban telah dmnmalkan.
27. Fleksbltas dalam menerma jawaban
sswa, khususnya snonm telah kembangkan.
28. Kesempatan untuk memperoleh
bantuan dlam pelajaran ( sepert HELP, RESTART, dan REVU )terseda.
29. Pelajaran tda panjang
sehngga tdak membosankan.
30. Mater tambahan perlu untuk
penggunaan pelajaran dsapkan untuj sswa.
31.
Pelajarn
berbeda dar buku test, kulah,
atau buku pelajaran terprogram.
Untuk program pengembangan meda, sebaknya masukkan dar sswa sangat
dperlukan. Masukkan tersbut berhubungan dengan aspek kogntf, lngkungan belajar,
afektf, dan pendapat / ekspektas. Berkut adalah salah satu contoh pengumpulan
nformas dar pemaka meda pembelajaran computer.
Ya Tdak Ragu
1.
Pelajaran
penndahuluan membuat program computer mudah … … . ….
2.
d
gunakan.
3.
Komputer
susah dgunakan.
… … …
4.
Saya
kra saya dapat belajar banyak dar
program computer n
… … …
5.
Saya
lebh senang mempelajar pelajaran n dalam kelas basa
6.
darpada
dengan computer
… … …
7.
Saya
pernah belajar dar computer.
… … …
8.
Saya
ngn belajar lebh banyak lagmelalau computer. … … …
9.
Saya
bnayak belajar dar computer n.
… … …
10. Saya lebh senang mempelajar
pelajaran n dalam kelas basa
11. darpada melalu koomputer … … …
12. Pelajaran n telah mendorong
saya untuk mengembangkan
13. ketramplan dasar saya.
… … …
14. Sebaknya program pelajaran d
computer terus d kembangkan.
… … …
15. Saya dapat menggunakan apa yang telah saya pelajar dar
16. Computer dalam kehdupan
sehar-har saya. … … …
Ya Serng Kadang
Tdak
1.
Saya
senang menggunakan computer … … … …
2.
Pelajaran
n menantang saya agar saya melakukan
yang terbak … … … …
3.
Mengkut
tes membantu saya memaham bahwa saya
4.
sesungguhnya mengert bahan pelajaran tu. … … … …
5.
Saya
ngn belajar lebh banyak lag melalu computer. … … … …
6.
Komputer
terseda kapan saja saya mengngnkan. … … … …
7.
Komputer
member saya kesempatan untuk bekerja sesua
8.
dengan
kecepatan saya.
… … … …
|
9.
Memplajar
pelajaran tu.
|
Nomor
1.
|
Bag saya
kebanyakan pekerjaan dan lathan dalam pelajaran n.
|
Amat sult
…
|
Sult
…
|
Cocok
…
|
Amat mudah
…
|
Kedudukan, Tujuan,
Fungsi dan Prinsip Evaluasi
1.
Kedudukan Evaluasi
Proses pendidikan merupakan proses pemanusiaan
manusia, dimana di dalamnua terjadi proses membudayakan dan memberadapkan
manusia. Agar terbentuk manusia yang berbudaya dan beradab, maka diperlukan
transformasi kebudayaan dan peradaban. Masukan dalam proses pendidikan adalah
siswa dengan segala karakteristik dan keunikannya.
Untuk memastikan karakteristik dan keunikan siswa yang
akan masuk dalam transformasi, diperlukan evaluasi terhadap masukakan.
Tranformasi dalam proses pendidikan adalah proses untuk membudayakan dan
memberadabkan siswa. Keberhasilan transformasi untuk menghasilkan keluaran
seperti yang duharapakan dipengaruhi dan atau ditentukan oleh bekerjabya
komponen/usur yang ada didalam lembaga pendidikan.
Unsur-unsur transformasi dalam proses pendidikan
meliputi :
a.
Pendidikan dan Personal
Lainya
b.
Isi Pendidikan
c.
Teknik
d.
System Evaluasi
e.
Sarana Pendidikan
f.
System Administrasi
Untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas
transformasi dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan evaluasi terhadap
bekerjanya unsure-unsur transformasi. Keluaran dalam proses pendidikan adalah
siswayang semakin berbudaya dan beradap sesuai dengan tujuan yang ditatapkan.
Umpan balik dalam proses pendidikan adalah segala informasi yang berhasil
diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai badan pertimbangan
untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses. Adanya umpan
balik yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, akan memudahkan
kegiatan perbaikan proses pendidikan.
Apabila kita perhatikan uraian sebelumnya, kita
melihat bahwa setiap unsure yang ada pada proses transformasi pendidikan
membutuhkan kegiatan evaluasi. Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan
evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integrative. Artinya setiap ada
proses pendidikan pasti ada evaluasi mulai sejak siswa akan memasuki proses
pendidikan, selama proses pendidikan, dan berfikir pada satu tahap proses
pendidikan.
Untuk mengetahui dan menetapkan siswa apakah sudah
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan lembaga pendidikan atau belum,
diperlukan juga kegiatan evaluasi. Sehingga dengan adanya evaluasi tersebut
juga akan dihasilkan umpan balik, yang mana maksud dari umpan balik ini adalah
segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang
digunakan sebagai bahan petimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi
yang ada dalam proses.
Dimana umpan balik ini berfungsi sebagai bahan
pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses.
Dari penjelasan tersebut dapat kita ketahui bahwa kedudukan evaluasi dalam
pendidikan sangatlah penting, karena dalam setiap proses pendidikan memerlukan
kegiatan evaluasi untuk tujuannya masing-masing.
2. Tujuan Evaluasi
Dari uraian sebelumnya, tentunya kita mendapatkan
gambaran mengenai tujuan evaluasi dalam pendidikan. Jadi tujuan
utama melakukan evaluasi dalam pendidikan adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan instruksional oleh siswa,
sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya yang merupakan fungsi dari evaluasi.
Selain itu juga ada beberapa tujuan evaluasi yaitu sbb
:
1)
Menilai ketercapaian
tujuan.
Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode
evaluasi, dan cara belajar siswa. Cara evaluasi biasanya akan menentukan cara
belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode evaluasi yang
digunakan oleh seorang guru.
2)
Mengukur macam-macam
aspek pelajaran yang bervariasi.
Belajar dikategorikan sebagai kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Batasan tersebut umumnya dikaitak sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan nilai. Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi
yang tepat. Jika guru menyatakan proporsi sama maka siswa dapat menekankan
dalam belajar dengan proporsi yang digunakan guru dalam mengevaluasi sehingga
mereka dapat menyesuaikan dalam belajar. Guru memilih sarana evaluasi pada
umumnya sesuai dengan tipe tujuan. Proses ini menjadikan lebih mudah
dilaksanakan, jika seorang guru menyatakan tujuan dan merencanakan evaluasi
secara berkaitan.
3)
Memotivasi belajar
siswa.
Evaluasi juga harus dapat memotivasi belajar siswa.
Guru harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi, tetapi masih sedikit di
antara guru-guru yang mengetahui teknik motivasi yang berkaitan dengan
evaluasi. Dari penelitian menunjukkan bahwa evaluasi memotivasi belajar siswa
sesaat memang betul, tetapi untuk jangka panjang masih diragukan, Hasil
evaluasi menstimulasi tindakan siswa. Rating hasil evaluasi yang baik dapat
menimbulkan semangat atau dorongan untuk meningkatkan atau mempertahankannya
yang akhirnya memotivasi belajar siswa secara kontinu.
4)
Menjadikan hasil
evaluasi sebagai dasar perubahan kurikulum.
Keterkaitan evaluasi dengan instruksional adalah
sangat erat. Hal ini karena evaluasi merupakan bagian dari instruksional. Di
samping itu, antara instruksional dengan kurikulum saling berkaitan. Beberapa
guru seringkali mengubah prosedur evaluasi dan metode mengajar yang menurut
mereka penting dan cocok, perubahan itu akan tepat, jika memang didasarkan pada
hasil evaluasi secara luas.
5)
Menentukan tindak
lanjut hasil penilaian.
Yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal
program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. Kegagalan para
siswa dalam hasil belajar yang dicapainya hendaknya tidak dipandang sebagai
kekurangan pada diri siswa semata-mata, tetapi juga bias disebabkan oleh
kesalahan strategi dalam melaksanakan program pengajaran. Misalnya
kekurangtepatan dalam memilih metode dan alat bantu mengajar.
3. Fungsi Evaluasi
Dengan mengetahui
tujuan evaluasi ditinjau dari berbagai segi dalam sistem pendidikan, maka
dengan cara lain dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi ada beberapa hal :
1)
Evaluasi berfungsi
selektif
Dengan mengadakan evaluasi guru dapat mengadakan
seleksi pada siswanya dengan tujuan memilih siswa yang dapat diterima disekolah
tertentu, untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas, untuk memilih siswa
yang seharusnya mendapat beasiswa, atau untuk memilih siswa yang sudah berhak
lulus.
2)
Evaluasi berfungsi
diagnostik.
Apabila alat yang digunkan dalam evaluasi cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan dapat mengetahui
kelemahan siswa, dan sebab-sebab kelemahan siswa.
3)
Evaluasi berfungsi
sebagai penempatan.
Untuk dapat menetukan dengan pasti dikelompok mana
seorang siswa harus ditempatkan maka digunkanlah suatu kegiatan evaluasi.Sekelompok
siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan berada dalam kelompok yang
sama dalam belajar.
4)
Evaluasi berfungsi
sebgai pengukuran keberhasilan.
Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
suatu program berhasil diterapkan.Keberahasilan program ditentukan oleh bebrapa
factor yaitu factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan system
kurikulum.
Evaluasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran
mempunyai berbagai fungsi sebagai berikut :
1)
Alat untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya tujuan instruksional.
Dengan adanya evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan instruksional kita sudah tercapai atau belum. Kalau belum dicari faktor penghambat tercapainya tujuan tersebut kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya. Di mana tujuan instruksional dari evaluasi adalah perubahan-perubahan pada diri siswa.
Dengan adanya evaluasi, kita dapat mengetahui apakah tujuan instruksional kita sudah tercapai atau belum. Kalau belum dicari faktor penghambat tercapainya tujuan tersebut kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya. Di mana tujuan instruksional dari evaluasi adalah perubahan-perubahan pada diri siswa.
2)
Umpan balik bagi
perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dengan hal
tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll yang
biasanya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
3)
Dasar dalam menyusun
laporan hasil belajar siswa kepada para orang tuanya.
Isi laporan hasil belajar siswa di dapat dari bahan-bahan evaluasi yang mencakup kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai=nilai prestasi yang dicapainya.
Isi laporan hasil belajar siswa di dapat dari bahan-bahan evaluasi yang mencakup kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam berbagai bidang studi dalam bentuk nilai=nilai prestasi yang dicapainya.
4)
Sebagai alat seleksi.
Untuk mendapatkan calon-calon yang paling cocok untuk suatu jabatan atau suatu
jenis pendidikan tertentu, maka perlu diadakan seleksi bagi para
calon-calonnya. Hasil evaluasi yang dilaksanakan dapat memberikan gambaran yang
cukup jelas mana-mana calon yang paling memenuhi syarat untuk jenis jabatan
atau untuk jenis pendidikan tersebut.
5)
Sebagai bahan-bahan
informasi apakah anak-anak tersebut harus mengulang pelajaran atau tidak.
Apabila berdasarkan hasil evaluasi dari sejumlah bahan pelajaran yang kita
berikan pada seorang anak telah memenuhi syarat minimal untuk melanjutkan
pelajaran maka anak-anak tersebut dapat melanjutkan ke materi selanjutnya,
tetapi jika tidak memenuhi syarat minimal tersebut. Maka anak-anak tersebut
harus mengulang pelajaran.
6)
Sebagai bahan informasi
dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan yang cocok terhadap anak
tersebut. Dengan evaluasi yang kita laksanakan dapat kita ketahui segala potensi
yang dimiliki oleh anak. Berdasarkan potensi-potensi yang dimiliki oleh seorang
anak dapat diramalkan jurusan apakah yang paling cocok untuk anak-anak tersebut
di kemudian hari. Dengan jalan ini, dapatlah dihindari adanya salah pilih dalam
penentuan jurusan. Dan dengan demikian dapat pula dihindari pembuangan biaya
yang sia-sia karena pilihan yang tidak tepat.
4.
Prinsip Evaluasi
Evaluasi hasil belajar
dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa
berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini.
1) Prinsip Keseluruhan
Yang dimaksud dengan
evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif adalah
evaluasi tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari
pernyataan ini adalah bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat
dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat
menggambarkan perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri
peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati.
Dalam hubungan ini,
evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek kognitif, tetapi juga aspek
psikomotor dan afektif pun diharapkan terangkum dalam evaluasi. Jika dikaitkan
dengan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, penilaian bukan hanya
menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini, melainkan juga harus dapat
mengungkapkan sudah sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan
mengimplementasikan materi tersebut dalam kehidupannya.Jika prinsip evaluasi
yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh bahan-bahan keterangan dan
informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek subjek didik
yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.
2) Prinsip Kesinambungan
Istilah lain dari
prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini artinya
adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung-menyambung dari
waktu ke waktu. Penilaian secara berkesinambungan ini akan memungkinkan si
penilai memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan
atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai
dengan saat-saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka
tempuh.
3) Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas
mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari faktor-faktor yang
sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif ini dengan
sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi
evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan
sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Ditilik
dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya itu mengandung
pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan penentuan nilai
terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat pada diri tester.
Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin
kemungkinan-kemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan
yang baik mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya
lebih jelek padahal jawaban tersebut sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan
lain-lain harus disingkirkan jauh-jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan
nilai-nilai yang objektif.
Dengan kata lain, tester
harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar menurut keadaan yang
senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-kepentingan yang sifatnya
subjektif. Prinsip ini sangat penting sebab apabila dalam melakukan evaluasi,
subjektivitas menyelinap masuk dalam suatu evaluasi, kemurnian pekerjaan
evaluasi itu sendiri akan ternoda.
Prinsip-prinsip umum
evaluasi adalah: kontinuitas, komprehensif, objektivitas, kooperatif,
mendidik, akuntabilitas, dan praktis. Dengan demikian, evaluasi
pembelajaran hendaknya
a)
Dirancang sedemikian
rupa, sehingga jelas abilitas yang harus dievaluasi, materi yang akan
dievaluasi, alat evaluasi dan interpretasi hasil evaluasi
b)
Menjadi bagian integral
dari proses pembelajaran
c)
Agar hasilnya objektif,
evaluasi harus menggunakan berbagai alat (instrumen) dan sifatnya
komprehensif
d)
Diikuti
dengan tindak lanjut.
Di samping itu,
evaluasi juga harus memperhatikan prinsip keterpaduan, prinsip berorientasi
kepada kompetensi dan kecakapan hidup, prinsip belajar aktif, prinsip
koherensi, dan prinsip diskriminalitas.
B.
Langkah-Langkah
Pelaksanaan Evaluasi Pembelajaran
Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi
pembelajaran yaitu :
1)
Langkah Perencanaan
Tidak akan berlebihan
kiranya kalau diketahui di sini bahwa, sukses yang akan dapat dicapai oleh
suatu program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai atau tidaknya
langkah-langkah yang dilaksanakan dalam perencanaan ini. Sukses atau tidaknya
suatu program evaluasi pada hakikatnya turut menentukan oleh baik tidaknya
perencanaan. Makin sempurna kita melakukan langkah pokok perencanaan ini makin
sedikitlah kesulitan-kesulitan yang akan kita jumpai dalam melaksanakan
langkah-langkah berikutnya.
2)
Langkah Pengumpulan
Data
Soal pertama yang kita
hadapi dalam melakukan langkah ini ialah menentukandata apa saja yang kita
butuhkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita butuhkan untuk melakukan tugas
evaluasi yang kita hadapi dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali uraiannya
maka kita dapat jalan pikiran yaitu rumusan tentang tugas kita sebagai seorang
pengajar dalam suatu usaha pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan tentang
tujuan yang harus kita capai dengan materi yang kita ajarkan.
3)
Langkah Penelitian
Data
Data yang telah
terkumpul harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, proses
penyaringan ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan maksudnya
ialah untuk memisahkan data yang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran
yang akan kita peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari data
yang kurang baik yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaran yang akan
kita peroleh apa bila turut kita olah juga. Oleh karna itu kita selalu
menyadari baik buruknya setiap data yang kita pergunakan untuk memperoleh data
langsung dari orang yang bersangkutan oleh karena itu dalam evaluasi yang baik,
kkita selalu berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang sebaik-baiknya
yang tersedia bagi kita.
4)
Langkah-Langkah
Pengolahan Data
Langkah pengolahan data
dilakukan untuk memberikan “makna” terhadap data yang pada kita. Jadi hal ini
berarti bakwa tanpa kita olah, dan diatur lebih dulu data itu sebenarnya tidak
dapat menceritakan suatu apapun kepada kita. Sering sekali seorang memiliki
data yang cukup lengkap tentang seorang murid atau sekelompok murid yang sedang
dievalusinya tetapi karena ia kurang pandai mengolah data yang dimilikinya tadi
tidak banyaklah arti atau makna yang dapat dikeluarkannya dari datanya. Fungsi
pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada
tarafmemperoleh gambaran yang selengkap-lengkapnya tentang diri orang yang
sedang di evaluasi.
5)
Langkah Penafsiran Data
Kalau kita perhatikan
segenap uraian yang telah di sajikan mengenai langkah data tadi akan segera
tampak pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran dari langkah pengolahan
sebenarnya merupakan suatu pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam
praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau kita melakukan suatu
pengolahan terhadap sekumpulan data, dengan sendirinya kita akan memperoleh
“tafsir” makna data yang kita hadapi.
6)
Langkah Meningkatkan
Daya Serap Peserta Didik
Hasil pemikiran
memiliki fungsi utama untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik. Hasil
pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa membantu, memperjelas tujuan
instruksional, menentukan kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
7)
Laporan Hasil
Penelitian
Pada akhir penggal
waktu proses pembelajaran, antara lain akhir catur wulan, akhir semester, akhir
tahun ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan suatu laporan kemajuan
peserta didik, yang selanjutnya merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini
akan memberikan bukti sejauh mana pendidikan yang diharapkan oleh anggota
masyarakat khususnya orang tua peserta didik dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada dasarnya peserta didik memiliki tiga ranah
keluaran belajar, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam
setiap pembelajaran, ranah ini diharapkan oleh pendidik dapat berkembang dengan
baik. Untuk mengetahui perkembangan ketiga ranah itu, dilakukanlah kegiatan
evaluasi. Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik. Selain itu, evaluasi tentu saja
dapat membantu pendidik untuk mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh
siswa. Dengan mengetahui kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik dapat
mengetahui dan sekaligus membimbing peserta didik yang masih kurang mampu
memahami materi pelajaran yang telah mereka ajarkan.
Kegiatan evaluasi tentu saja tak dapat dilakukan tanpa
prosedur yang jelas. Ada prinsip-prinsip evaluasi yang sepatutnya diterapkan
oleh peserta didik. Tanpa mengikuti prinsip ini dikhawatirkan hasil evaluasi
tidak akan valid, tidak reliabilitas, tidak objektif, dan tidak praktis
menggambarkan kemampuan belajar peserta didik.
Secara umum, kegunaan data evaluasi adalah sebagai
dasar untuk mengambil sebuah keputusan dan secara khusus dapat dirinci sebagai
berikut:
1.
Administratif :
Administrator menggunakan hasil evaluasi untuk pengelompokkan kelas, melengkapi
laporan-laporan untuk wali murid, memberikan informasi untuk menempatkan siswa
jika dia pindah sekolah, dan melengkapi laporan kemajuan sekolah kepada
instansi yang lebih tinggi.
2.
Instruksional: Guru menggunakan hasil evaluasi untuk
membantu meningkatkan cara mengajar guru agar lebih baik.
3.
Bimbingan dan
Penyuluhan : Hasil yang diperoleh dari berbagai teknik evaluasi seperti
tes intelegensi, achievement test, attitude test, catatan observasi,
catatan harian, interest inventories, dan catatan kumulatif dapat digunakan.
4.
Penyelidikan : Hasil
yang diperoleh digunakan untuk menyelidiki apakah ada ketidaksesuaian atau
ketidakberesan dalam program, baik dari segi siswa, guru, kurikulum, ataupun
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sodiq Abdullah, 2002.Evaluasi Pembelajaran. Semarang:Pustaka
Rizki Putra.
Oemar Hamalik, 2002.Perencanaan Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta.Bumi Aksara.
Sukardi, M. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan
Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana, P.P.N. 1983. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Open Comments
Close Comments
Post a Comment for "Evaluasi Media Pembelajaran"