POLA HIDUP SEHAT
A.
Mengenal Bahaya Seks Bebas
Beberapa
bahaya melakukan seks bebas :
1.
Hamil di Luar Nikah
Seks bebas
sangat memungkinkan terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan. Kehamilan ini mempunyai risiko ganda
yang sangat berat, baik secara hukum, agama, sosial, adat istiadat maupun
secara psikologis. Kehamilan di usia remaja tanpa ikatan perkawinan dapat
menjadi trauma psikis dan dampaknya dapat bersifat medis ataupun sosial. Dampak
medis dapat terjadi pada ibu ataupun bayi.
Pada ibu dapat terjadi keguguran,
pendarahan, maupun persalinan sulit yang menyebabkan kematian. Pada bayi,
karena kehamilannya tidak diinginkan maka berbagai upaya dilakukan untuk
menggugurkan kandungan dengan meminum obat-obat atau jamu tradisional. Apabila
upayanya tidak berhasil kemungkinan
yang terjadi adalah
bayi lahir belum
waktunya atau cacat baik fisik maupun mental. Pengguguran kandungan
secara tradisional mempunyai risiko yang sangat tinggi karena dapat menyebabkan
kerusakan rahim, infeksi rahim, pendarahan, komplikasi, bahkan kematian. Secara
hukum pengguguran kandungan
dilarang keras (ilegal)
kecuali untuk menyela- matkan jiwa ibu dan si janin
(Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992). Pasal 346 KUHP berbunyi ”perempuan
yang dengan sengaja menyebabkan gugur atau mati kandungannya atau menyuruh
orang lain untuk itu, dihukum penjara selama-lamanya 4 tahun”
2.
Bayi Lahir tanpa Ayah
Dampak
lain dari seks bebas adalah lahirnya bayi-bayi tanpa ayah, bahkan mungkin
karena pasangan seksnya ganti-ganti maka tidak diketahui secara jelas siapa
ayah si bayi. Bayi yang dilahir- kan sebenarnya suci. Ia hanya korban dari
orang tua yang tidak bertanggung jawab. Namun demikian, sudah pasti pihak
wanitalah yang harus menanggung semua beban. Jika wanita dan keluarga- nya
tidak tahan menanggung malu, mungkin bayi yang dilahirkan diserahkan kepada
orang lain untuk diadopsi atau mungkin hanya dibuang begitu saja di bak sampah
atau di sungai. Masalah ini akan semakin menambah kompleksnya masalah sosial di
tengah masyarakat
3.
Penularan Penyakit Kelamin
1)
Gonore (GO) atau Kencing Nanah
Kuman
penyebabnya adalah Neisseria Gonorrhoeae. Ada masa tenggang selama 2–10 hari
setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan kelamin. Tanda-tanda
penyakitnya adalah nyeri, merah, bengkak, dan bernanah. Gejala pada laki-laki
adalah rasa sakit pada saat kencing, keluar nanah kental kuning kehijauan,
ujung penis tampak merah, dan bengkak. Pada perempuan 60% tidak menun- jukkan
gejala, namun pada saat kencing terasa sakit dan terdapat keputihan kental
berwarna kekuningan.
2)
Sifilis (Raja Singa)
Kuman
penyebabnya disebut Treponema Pallidum. Masa tanpa gejala berlangsung antara
3–4 minggu, kadang- kadang sampai 13 minggu. Kemudian timbul benjolan di
sekitar alat kelamin yang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu.
Ada bercak kemerahan pada tubuh seki- tar 6–12 minggu setelah hubungan seks.
Selama 2–3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa, atau
disebut masa laten. Setelah 5–10 tahun penyakit sifilis akan menyerang sistem
otak, pembuluh darah, dan jantung. Pada perempuan hamil, sifilis dapat
ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan kerusakan kulit,
hati, limpa, dan keterbelakangan mental.
3)
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
AIDS
adalah penyakit akibat menurunnya sistem keke- balan tubuh yang terjadi karena
seseorang terinfeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Orang yang
terin- feksi virus ini tidak dapat mengatasi serbuan infeksi penyakit lain
karena sistem kekebalan tubuh menurun terus secara drastis. Cara penularan
virus HIV adalah melalui hubungan seks vaginal dan anal (hubungan anal adalah
memasukkan penis ke dalam lubang dubur, yaitu cara penularan HIV pada pria gay),
tranfusi darah yang sudah tercemar HIV, meng- gunakan jarum suntik bekas
seseorang yang mengandung HIV (kadang-kadang terjadi pada petugas kesehatan).
HIV dapat pula ditularkan dari ibu sewaktu kehamilan, persalinan, maupun
menyusui.
B. Menolak
Budaya Seks Bebas
Remaja secara
fisik sebenarnya sudah siap
untuk berhu- bungan seks, namun
norma dan agama tidak mengizinkan hal tersebut dilakukan sebelum pernikahan.
Dari sudut kesiapan sosial ekonomi, remaja juga belum siap karena belum bekerja
sehingga belum mempunyai penghasilan. Agama apa pun pasti melarang hubungan
seks tanpa ikatan perkawinan. Upaya-upaya untuk menolak budaya seks bebas
adalah sebagai berikut.
1.
Meningkatkan
pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
Seorang
manusia yang berpedoman dan berpegang teguh pada agamanya, akan mendapatkan
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Melalui pemahaman dan pengamalan ajaran
agama yang dianutnya, seseorang dalam tingkah laku kehidupan akan berupaya
melaksanakan perintah-perintah dan menghindari larangan- larangan yang
ditetapkan agamanya. Dalam hal hubungan seks, orang yang mematuhi ajaran agama
pasti tidak akan melakukan- nya kecuali dalam ikatan perkawinan yang sah.
2.
Memahami
persepsi seks secara benar dan wajar.
Sudut
pandang yang benar mengenai seks perlu dibangun apalagi di masa remaja yang
penuh dengan gejolak. Seks bukan sesuatu yang tabu untuk diperbincangkan
asalkan por- sinya tidak terlalu berlebihan. Informasi tentang seks yang benar
perlu dipahami remaja agar tidak terjerumus pada pergaulan bebas.
Pendidikan seks yang
benar dan wajar perlu diberikan pada remaja yang
meliputi perubahan fisik, perkembangan organ reproduksi laki-laki dan
perempuan, serta perkembangan psikologisnya. Dengan persepsi yang benar dan
wajar, diharapkan para remaja bisa lebih berhati- hati dalam setiap langkahnya
sehingga masa remaja dapat dilalui dengan lancar dan selamat.
3.
Menghindari
pengaruh lingkungan yang negatif.
Memilih
teman bergaul harus lebih berhati-hati karena jika salah pergaulan, remaja
dapat jatuh dalam lumpur kesesatan dan kemaksiatan. Remaja harus berupaya
sedemikian rupa untuk menghindari pengaruh yang negatif dari lingkungan.
Open Comments
Close Comments
Post a Comment for "POLA HIDUP SEHAT"